Kamis, 11 Juli 2013

SOPI


   
Sopi merupakan fermentasi dari pohon Mayang (Aren) dan Kelapa yang memiliki kadar alkohol diatas 50%., dan merupakan meniman tradisional orang Maluku baik dalam acara Adat maupun acara-acara pesta lainnya.
Mendegar kata Sopi, bukanlah hal yang asing bagi masyarakat  di Maluku terkusus Negeri Tihulale Amalessy. Bagi sebagian besar masyarakat Minuman sopi ini sangat menjanjikan untuk meningkatkan pendapatan masyarakat, tetapi sopi ini yang hancur leburkan oleh aparat keamanan karena dianggap sebagai biang keladi terjadinya gangguan keamanan dan ketertiban padahal banyak sekali orang tua membesarkan dan menyekolahkan anaknya dari hasil sopi ini,

Proses pengambilan Air Nira (tipar)

Sopi biasanya di ambil dari Pohon Maya/Aren (Arenga Pinnata) dan Pohon Kelapa (Cocos nucifera) dengan cara di penyadapan (dalam bahasa Maluku di sebut tipar )untuk di ambil air niranya atau dalam bahasa Maluku di sebut Sageru.






Proses Penyulingan
Jika air nira sudah di rasa cukub maka nira yang di kumpukan akan di masak atau di suling untuk menghasilkan sopi, dengan kadar alkohol yang nantinya akan di soda lagi dengan sopi yang berkadar alkohol renda, biasanya jika sopi hasil tadahan sulingan pertama yang memiliki kadar alkohol lebih tinggi sehingga jika di bakar akan terbakar seperti spertus.




Pengambilan Sopi (tada sopi)
Nira yang di masak atau di suling pada tingkat panas tertentu akan menguap dan menjadi cait itulah sopi, yang kemudian di gunakan untuk menuman penghangat dan minuman adat di Maluku.
jika nira di masak dalam wadah tertentu seperti durum bekas maka akan menghasilkan paling banyak  6-8 Ciregen bimuli yang kemudian di soda lagi satu sama lainnya supaya menghasilkan sopi dengan kualitas baik.
harga sopi berkisar Rp 30.000- 50.000 per cirigen tergantung kualitas dan jenisnya, jika sopi itu dari Kelapa maka harganya akan rendah, namun jika sopinya dari Aren maka harganya akan tinggi.

Di negeriku Tuhulale sendiri Sopi masih terus diproduksi. Sopi memang dipandang illegal tapi keberadaanya tetap dibutuhkan untuk memutar roda ekonomi rakyat di negeriku dan juga karena telah berakar dalam kehidupan masyarakat negeriku dan Maluku pada umumnya.
satu hal yang perlu benahi adalah cara kita di maluku mengkonsumsi sopi, jika konsumsinya untuk kepentingan adat maka jelas tidak akan berdampak pada kerusakan dan anarkis, namun jika di konsumsi untuk maksud tertentu dan hura-hura sehingga minum sampai memabukan maka jelas akan menimbulkan hal-hal yang negatif yang justru akan merugikan.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.